![]() |
Sikap sabar menghadapi sakit. Foto: dutaislam.or.id. |
Dutaislam.or.id - Sering kali ketika seseorang mengalami penyakit, mereka merasa tertekan, berputus asa, atau bahkan berburuk sangka kepada Allah Swt. Beberapa orang mungkin tergoda untuk mencari penyembuhan melalui cara yang dilarang dalam agama, seperti menggunakan barang haram atau mendatangi dukun. Padahal, dalam pandangan Islam, sakit adalah bentuk hadiah dan kasih sayang Allah yang terselubung di balik rasa sakit tersebut. Oleh karena itu, seorang mukmin seharusnya bersabar dan menjaga sikapnya saat menghadapi ujian berupa penyakit.
Sebagai umat Islam yang beriman, kita seharusnya tidak merutuki penyakit atau mengeluh secara berlebihan. Menyuarakan keluhan kepada selain Allah atau berburuk sangka terhadap-Nya adalah sikap yang harus dihindari. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk melihat ujian sakit sebagai kesempatan untuk memperoleh pahala dan meningkatkan keimanan.
Rasulullah SAW bersabda mengenai pahala bagi mereka yang menderita sakit. Abdullah bin Mas’ud ra. meriwayatkan bahwa ia mendatangi Rasulullah SAW yang sedang mengalami demam. Abdullah berkata, "Wahai Rasulullah, engkau mengalami demam yang sangat berat." Rasulullah SAW menjawab bahwa beliau merasakan demam yang setara dengan dua orang di antara umatnya.
Baca: Rahasia Sakit: Kasih Sayang Allah dan Penebus Dosa
Ketika Abdullah mengatakan bahwa hal itu berarti beliau mendapatkan dua pahala, Rasulullah SAW membenarkannya dan menambahkan, "Tidak ada seorang Muslim pun yang mengalami penyakit atau kesulitan lainnya kecuali Allah akan menghapuskan dosa-dosanya seperti daun pohon yang berguguran." (Shahih Muslim)
Aisyah ra. juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada seorang Muslim pun yang tertusuk duri atau mengalami bencana lebih besar dari itu kecuali akan ditambahkan satu derajat dan dihapuskan satu dosa dari dirinya." (Shahih Muslim)
Abu Said Al-Khudri ra. menyampaikan bahwa Rasulullah SAW berkata, "Tidak ada kepedihan, keletihan, penyakit, atau kesedihan, bahkan perasaan keluh-kesah yang menimpa seorang Muslim, kecuali Allah menghapuskan sebagian dosa-dosanya." (Shahih Muslim)
Abu Hurairah ra. mengisahkan bahwa ketika turun ayat yang menyebutkan bahwa orang yang mengerjakan kejahatan akan mendapat balasan sesuai perbuatannya, kaum Muslim merasa sangat sedih. Rasulullah SAW menghibur mereka dengan berkata, "Janganlah bersedih terlalu mendalam dan teruslah berbuat kebaikan. Setiap musibah yang menimpa seorang Muslim, bahkan sebuah duri yang menusuk, akan menghapuskan dosa-dosanya." (Shahih Muslim)
Sementara itu, Atha bin Abu Rabah menceritakan tentang seorang wanita berkulit hitam yang datang kepada Nabi SAW dengan mengeluh tentang penyakit ayan yang membuat auratnya terbuka. Wanita itu meminta doa agar sembuh.
Baca: Tidak Ada Ujian yang Sulit Dihadapi Bagi Manusia Beriman
Rasulullah SAW menawarkan dua pilihan: bersabar dan mendapatkan surga, atau meminta doa untuk kesembuhan. Wanita tersebut memilih bersabar, namun juga meminta agar auratnya tidak terbuka. Rasulullah SAW mendoakan permintaannya. (Shahih Muslim)
Dari berbagai hadits tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa sakit bukanlah hukuman, melainkan cara Allah menghapus dosa-dosa dan meningkatkan derajat hamba-Nya. Ini adalah pelajaran penting untuk kita, agar selalu bersabar dan bersyukur atas setiap ujian yang diberikan. [dutaislam.or.id/ai/ab]