![]() |
Pondok Pesan Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Foto: istimewa. |
Dutaislam.or.id - Sejak awal polemik mengenai nasab Ba'alawi sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW muncul, sudah lebih dari dua tahun pihak Ba'alawi tidak mampu memberikan jawaban yang memadai terhadap kajian ilmiah yang disampaikan oleh KH. Imaduddin Utsman Albantani.
Dalam kajiannya, KH. Imaduddin menyatakan bahwa nasab Ba'alawi sebagai keturunan Nabi SAW tidak dapat dikonfirmasi. Pihak Ba'alawi hanya mampu melakukan caci maki, persekusi, dan membangun narasi yang menyebutkan bahwa para kiai sepuh dan pondok pesantren salaf tua tidak pernah mengingkari nasab mereka.
Namun, dukungan dari Pondok Pesantren Al-Asy'ari Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, melalui pengasuhnya, KHR. Abdussalam Mujib, berhasil mematahkan narasi-narasi tersebut.
Kiai Abdussalam, sebagai pengasuh pondok, dengan jelas menyatakan bahwa ia telah mendengar cerita-cerita tentang Ba'alawi dan habaib sejak kecil, dari ayah dan kakek-kakeknya. Baca: Daftar Judul Kitab Nasab (PDF-Drive) yang Tidak Menyebut Nama Ubaidillah (383 H).
Meski demikian, beliau tidak pernah mempermasalahkan atau meributkan hal tersebut. Namun, di usianya yang kini sudah lanjut, dengan kemunculan Kiai Imad yang membawa bukti-bukti baru, beliau justru turut tampil mendukung dan bersuara mengenai hal ini.
Pondok Pesantren Buduran di Sidoarjo, Jawa Timur dikenal karena sosok KHR. Khozin yang pernah mendapatkan salam dari Rasulullah SAW melalui Syaikhona Kholil Bangkalan. Selain itu, pondok ini juga menjadi saksi awal berdirinya organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). [dutaislam.or.id/ab]